Sunday, December 22, 2013

PTPN VII Siap IPO pada 2014

Sonny Soediastanto
Mas Alina Arifin/Teraslampung.com

BANDARLAMPUNG--PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) siap melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) pada 2014 mendatang. PTPN VII rencananya akan melepas 30 persen saham dari total saham  1,7  triliun sampai 2 triliiun rupiah.

Sekretaris Perusahaan PTPN VII,Sonny Soediastanto, mengatakan Kementerian BUMN sebagai pemegang saham telah memberikan lampu hijau agar PTPN VII mempersiapkan diri agar bisa IPO pada tahun 2014.

Sonny menjelaskan saat ini proses IPO baru dalam tahap persiapan yang diawali dengan meminta persetujuan para pemegang saham. Setelah itu akan dilanjutkan dengan penunjukan penjamin emisi serta lembaga dan profesi penunjang pasar. Bahkan Menteri BUMN Dahlan Iskan telah merespon usulan direksi PTPN VII untuk IP0 .

"Setelah tercatat sebagai emiten bursa, kami targetkan pada 2014 nanti PTPN VII sudah bisa IP0,” kata Sonny Soediastanto, Senin (23/12).

Sonny berharap tahun depan setelah tercatat sebagai emiten bursa, kinerja PTPN akan melejit.  Menurut Sony untuk meningkatkan kepercayaan pasar, direksi PTPN VII menetapkan sejumlah kebijakan strategis. Antara lain optimalisasi sumber daya modal, sumber daya keuangan, sumber daya manusia, sistem, kemitraan, dan lingkungan.

Sony mengatakan dari segi kepentingan PTPN VII, IPO sangat mendesak karena pinjaman Rp 5 triliun lebih sehingga buat bayar bunga dan cicilan itu menghabiskan uang perusahaan.

Sebelumnya, perusahaan negara yang bergerak di industri perkebunan sawit itu pernah mencoba melantai di bursa, namun urung lantaran belum ada restu dari pemegang saham. Akibatnya, kata Dahlan kepercayaan pasar menjadi turun.

"Nah kepercayaan pasar ini kita perbaiki dulu setelah itu baru IPO," kata Sony.


Sony yakin setelah tercatat sebagai emiten bursa kinerja PTPN akan meningkat karena perusahaan tak terlalu dibebani dengan hutang yang berat.

Selain sawit, gula putih, dan karet, PTPN juga memproduksi teh. Produksi teh hitam yang dihasilkan perkebunan teh di Pagar Alam, Sumatera Selatan itu, sebagian besar untuk ekspor.

“Beberapa waktu lalu kami meluncurkan produk teh hitam CTC (crushing , tearing and curling). Penambahan unit pabrik baru tersebut sebagai upaya memenuhi tuntutan pasar dan selera konsumen.Pembangunan unit pengolahan teh CTC dimulai sejak awal tahun lalu dan baru pada September 2013 diresmikan,” kata Sony.

Dua bulan kemudian pada 25 November 2013, PTPN VII bekerja sama dengan PT Karisma Pemasaran Bersama Nusantara meluncurkan produk teh CTC di Hotel Borobudur Jakarta.

No comments:

Post a Comment