Guru Honorer demo (ilustrasi) |
Sayangnya, tak satu pun wakil rakyat menemui mereka. Kantor DPRD Tulangbawang sepi. Pintu-pintu ruang Dewan tertutup.
Puluhan guru honor, mayoritas ibu-ibu tersebut meminta kepada anggoda Dewan dapat membantu para guru honor. Mereka kesal lantaran pengabdiannya selama belasan tahun tidak ada perhatian dari pemerintah.
Para pendemo menilai penerimaan CPNS beberapa waktu lalu ada unsur suap, sehingga mereka tidak lulus.
Salah seorang guru honor mengatakan, ada guru yang tidak terdaftar sebagai guru honor di tempat sekolahnya, tiba-tiba diterima sebagai PNS dari Kategori 2.
Aksi tersebut juga meminta agar Dewan membantu untuk mengungkap nomer siluman, karena penerimaan CPNSD yang digelar oleh pemerintah terindikasi ada permainan.
Sayangnya, saat aksi digelar di kantor DPRD, para pendemo tidak bertemu dengan anggota dewan sehingga aspirasi tersebut tidak tersalurkan. Para pegunjukrasa mengaku kecewa atas tak seorang pun wakil rakyat menemui mereka.
“Katanya wakil rakyat, hari Senin tak ada di tempat. Kalau mengkritik eksekutif mereka pandai benar,” kata seorang pengunjuk rasa kecewa. “Kami ingin anggota dewan mendengar aspirasi kami,” imbuhnya.
Sementara seluruh pintu komisi ditutup, para wakil tak satu pun di ruang kerjanya. Hanya sebentar berdemo, para guru honor di Tulangbawang itu meninggalkan gedung DPRD. Mereka berjanji akan mendatangi wakil rakyat, dengan jumlah yang lebih banyak. (Raditya)
No comments:
Post a Comment