WAY KANAN—Dewan juri lomba menulis opini "Menuju Masyarakat Melek Anggaran" bagi pelajar SMA sederajat di Provinsi Lampung memutuskan tidak ada dalam perlombaan tersebut. Lomba yang diselenggarakan PC GP Ansor Kabupaten Waykanan dan Komisi Informasi Lampung itu diharapkan mendorong transparansi anggaran itu.
"Semua peserta belum paham bagaimana mengungkapkan pikiran untuk tulisan opini atau karya ilmiah populer. Hampir seluruh peserta melakukan copy paste bahan dari Google," ujar Ketua Dewan Juri lomba bertema "Perlunya APBN/APBD Terbuka untuk Publik" itu, Oyos Saroso HN, di Bandarlampung, Jumat (31/1).
Namun demikian, Oyos mengatakan para siswa SMA yang menjadi peserta lomba tidak bisa disalahkan. Sebab, kata dia, sistem pendidikan kita memang tidak memberikan kesempatan para siswa SMA sederajat untuk merangsang siswa mengungkapkan gagasan.
“Mungkin juga karena siswa SMA tidak pernah mendapatkan pelajaran atau contoh menulis yang baik dari gurunya," katanya.
Menurut Oyos banyak peserta yang hanya merangkum pendapat orang lain atau merangkum berita yang sudah diketahui umum.
"Tidak ada hal baru. Tidak ada pemikiran atau ide baru yang dituangkan dalam bentuk tulisan," kata dia.
Juri lainnya, Juniardi, Ketua Komisi Informasi Lampung, menyatakan karya-karya yang dikirim tidak ada yang sempurna memenuhi kriteria sebagai sebuah opini. Sebagian besar peserta hanya mengumpulkan pendapat-pendapat dan merangkumnya menjadi sebuah artikel.
“Jujur, saya kesulitan menilainya dari kriteria ditetapkan, seperti relevansi karya dengan tema, kesatuan, pemakaian bahasa dan kedalaman isi," ujar Juniardi, yang juga anggota Dewan Kehormatan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Cabang Lampung itu.
Juri lain, Ketua AJI Bandarlampung Yoso Muliawan, juga menyatakan karya-karya peserta yang dikirim oleh sejumlah pelajar dari sekolah di Provinsi Lampung masih copy paste.
"Beberapa karya dikirim menyadur dari google sekitar 30 hingga 50 persen tanpa menyebutkan sumber. Ada juga model penyaduran dengan copy paste tanpa mengubah redaksional," kata Yoso.
Ketiga juri sepakat tidak ada peserta yang layak menjadi pemenang lomba. Namun demikian, untuk menghargai semangat pelajar mendorong transparansi anggaran, panitia sepakat memberi setiap peserta sertifikat dan buku.
"Sertifikat dan buku yang Insya Allah nominalnya lebih dari uang pendaftaran sebagai apresiasi panitia dan penyelenggara atas semangat peserta bisa diambil di Komisi Informasi Provinsi Lampung, jalan Basuki Rahmat nomor 29, Telukbetung Utara, Senin 10 Februari 2014," kata Gatot Arifianto, ketua panitia lomba. (RLS)
No comments:
Post a Comment