Slamet Gundono (alm). (Foto dokumentasi The Jakarta Post) |
Slamet meninggal karena komplikasi beberapa penyakit. Selain tuberkolosis, Slamet juga punya penyakit jantung dan menderita gagal ginjal.
Sri Waluyo, kerabat Slamet Gundono, mengatakan seniman yang sering mengucapkan bahasa medok khas Tegalan itu masuk rumah sakit pada 31 Desember 2013. Menurut Waluyo selama dirawat kondisi Slamet tidak stabil. Slamet sempat masuk ruang gawat darurat, lalu dipindahkan ke bangsal perawatan biasa, dan kembali ke ruang gawat darurat.
"Kondisi memburuk sejak Jumat (3/1) hingga akhirnya meninggal dunia pada Minggu pagi," katanya.
"Kondisi memburuk sejak Jumat (3/1) hingga akhirnya meninggal dunia pada Minggu pagi," katanya.
Rencananya, peraih The 2005 Prince Claus Awards dari Belanda ini akan dimakamkan di Tegal, tempat kelahirannya. Saat ini jenazah masih disemayamkan di Rumah Sakit Yarsis Surakarta.
Seniman bertubuh tambun itu pernah meraih penghargaan Prince Claus atas jasanya mengembangkan seni tradisional dengan mengadaptasi idiom dan gaya modern melalui wayang suket (wayang terbuat dari rumput). Penghargaan tersebut diberikan oleh Nikolaos van Dam yang waktu itu menjabat Duta Besar Belanda untuk Indonesia di Jakarta pada Januari 2006.
No comments:
Post a Comment