Isbedy Stiawan ZS/Teraslampung.com
Wiranto diapit para penyimbang adat |
Suasana ramai dan riang semakin terasa dilengkapi pernik budaya, setiap warga mengenakan pakaian adat. Memang Marga Beliuk tengah menggelar begawi adat.
Mengangkat saudara (begawi mewaghi) bagian dari budaya masyarakat Lampung. Prosesi mewghi seseorang menjadi saudara ini dilaksanakan dalam rangakaian begawi adat.
Marga Beliuk, Tanjungratu, Waypengubuan, Lampung Tengah, Senin (17/2) siang menggelar begawi adat untuk mengangkat Wiranto, ketua umum Partai Hanura, menjadi saudara.
Jenderan Purnawirawan Wiranto dianugerahi gelar adat kehormatan dengan gelar Suttan Pemimpin Negara oleh Penyimbang Adat Marga Beliuk, dan dihadiri tokoh masyarakat, purnawirawan TNI, dan warga setempat.
Anugerah mewaghi kepada Wiranto karena melihat rekam jejaknya yang bersih, tegas, dan jujur. Karena itu diharapkan dapat menjadi pemimpin yang amanah kelaknya.
Pemberian mewaghi atau angkat persaudaraan ini adalah salah satu budaya masyarakat Lampung. Setelah diangkat saudara, selanjutnya yang diangkat menjadi bagian dari adat yang ada dalam marga, khususnya Marga Beliuk, Tanjungratu, Waypengubuan.
“Setelah mewaghi, Suttan Pemimpin Negara menjadi bagian dari adat karena sudah bersaudara,” kata Suttan Maharaja usai mengukuhkan Wiranto.
Pengukuhan gelar yang dipimpin Suttan Maharaja ini, diikuti para penyimbang adat, tokoh masyarakat, tokoh agama, purnawirawan TNI, dan masyarakat.
Menurut penyimbang adat Suttan Maharaja, mengangtak Wiranto sebagai saudara dari Marga Beliuk dilakukan secara ikhlas, setelah melihat rekam jejak Ketua Umum Hanura ini yang bersih, tegas, dan jujur.
Sesuai dengan gelar yang disematkan, yaitu Suttan Pemimpin Negara, diharapkan Wiranto dapat menjadi pemimpin yang mengayomi semua golongan.
Ketua Umum Partai Hanura Wiranto sangat mengapresiasi gelar adat yang disematkan kepadanya. Menurut jenderal purnawirawan ini, gelar Suttan Pemimpinan Negara memiliki arti penting bagi kelanjutan pengabdiannya kepada negara.
No comments:
Post a Comment